Menu

10 Permainan Tradisional Yang Hampir Punah Di Indonesia

Indonesia sebagai negara yang berdiri dengan ribuan pulau dan memiliki banyak etnis yang berbeda menjadikan negara Indonesia memiliki ragam warisan dari generasi satu ke generasi lainnya, pertumbuhan teknologi dunia juga mempengaruhi gaya sosial dan hidup orang Indonesia termasuk dengan permainan-permainan yang ada di Indonesia, permainan tradisional di Indonesia kini semakin tak nampak layaknya gajah tak bergading yang tidak meninggalkan warisan gadingnya untuk menandai kekayaan dan kekuatan Indonesia sebagai negara yang kaya dengan ragam permainan tradisionalnya, apa saja permainan tradisional yang hampir punah di Indonesia?

  1. Congklak (Dakon)

Sejarah dan Asal: Congklak, juga dikenal sebagai dakon di beberapa daerah, adalah permainan yang telah ada sejak zaman kerajaan di Nusantara. Permainan ini dipercaya berasal dari Timur Tengah dan dibawa oleh pedagang Arab ke Indonesia. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa permainan serupa telah dimainkan di Mesir Kuno sekitar 3500 tahun yang lalu.

Cara Bermain:

  • Permainan ini menggunakan papan kayu dengan 14 lubang kecil dan 2 lubang besar di ujungnya.
  • Setiap lubang kecil diisi dengan 7 biji (biasanya menggunakan biji sawo atau kerikil).
  • Dua pemain duduk berhadapan, masing-masing menguasai 7 lubang kecil dan 1 lubang besar.
  • Pemain mengambil semua biji dari satu lubang dan menebarkannya satu per satu ke lubang-lubang berikutnya searah jarum jam.
  • Jika biji terakhir jatuh di lubang kosong di sisi pemain, ia berhak mengambil semua biji di lubang seberangnya.
  • Permainan berakhir ketika semua lubang kecil kosong. Pemenang adalah yang mengumpulkan biji terbanyak di lubang besarnya.
  1. Engklek

Sejarah dan Asal: Engklek diperkirakan berasal dari zaman Romawi Kuno atau Yunani Kuno. Di Indonesia, permainan ini telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Setiap daerah di Indonesia memiliki nama berbeda untuk permainan ini, seperti teklek di Bangka, dengkleng di Jawa, dan cak lingking di Bangka.

Cara Bermain:

  • Gambar pola kotak-kotak di tanah atau lantai dengan kapur.
  • Pemain melempar gacu (batu pipih atau pecahan genting) ke kotak pertama.
  • Pemain melompat dengan satu kaki dari kotak ke kotak, kecuali di kotak yang ada gacunya.
  • Saat sampai di ujung, pemain berbalik dan mengambil gacu saat melewati kotaknya.
  • Jika berhasil, lanjutkan dengan melempar gacu ke kotak berikutnya.
  • Pemain yang pertama menyelesaikan semua kotak adalah pemenangnya.
  1. Gobak Sodor

Sejarah dan Asal: Gobak Sodor berasal dari kata “go back to the door” dalam bahasa Inggris. Permainan ini diperkenalkan oleh tentara Belanda pada masa kolonial. Di Jawa Tengah, permainan ini dikenal sebagai “sodoran”, yang berarti “dorong”.

Cara Bermain:

  • Buat lapangan berbentuk persegi panjang dengan beberapa garis melintang.
  • Dua tim, masing-masing terdiri dari 3-5 orang.
  • Tim jaga bertugas menjaga garis, bergerak horizontal dan vertikal.
  • Tim lawan harus melewati semua garis tanpa tersentuh tim jaga.
  • Jika ada anggota tim yang tersentuh, tim berganti posisi.
  • Tim yang berhasil bolak-balik melewati semua garis mendapat poin.
  1. Gasing

Sejarah dan Asal: Gasing telah dimainkan di Indonesia sejak ribuan tahun lalu. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa gasing sudah ada sejak zaman prasejarah. Setiap daerah di Indonesia memiliki bentuk dan nama gasing yang berbeda.

Cara Bermain:

  • Siapkan gasing dan tali pemutar.
  • Lilitkan tali pada badan gasing dengan cara tertentu.
  • Lempar gasing sambil menarik tali dengan cepat agar gasing berputar.
  • Gasing yang berputar paling lama adalah pemenangnya.
  • Variasi permainan termasuk adu ketahanan atau menjatuhkan gasing lawan.
  1. Bentengan

Sejarah dan Asal: Bentengan adalah permainan tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Permainan ini mencerminkan strategi perang zaman dahulu, di mana setiap kelompok harus melindungi bentengnya.

Cara Bermain:

  • Dua tim, masing-masing memilih satu objek sebagai “benteng”.
  • Pemain berusaha menyentuh benteng lawan tanpa tertangkap.
  • Jika tertangkap, pemain ditawan di benteng lawan.
  • Tawanan bisa diselamatkan jika teman satu tim menyentuhnya.
  • Tim yang berhasil menawan semua anggota tim lawan atau menyentuh benteng lawan adalah pemenangnya.
  1. Petak Umpet

Sejarah dan Asal: Petak Umpet adalah permainan universal yang ditemukan di berbagai budaya. Di Indonesia, permainan ini telah dimainkan sejak lama dan memiliki berbagai nama lokal, seperti “Delikan” di Jawa Tengah.

Cara Bermain:

  • Satu pemain menjadi “penjaga” dan menutup mata sambil menghitung.
  • Pemain lain bersembunyi selama penjaga menghitung.
  • Setelah selesai menghitung, penjaga mencari pemain yang bersembunyi.
  • Pemain yang ditemukan harus berlari ke “rumah” (tempat penjaga menghitung) sebelum penjaga.
  • Pemain terakhir yang ditemukan atau berhasil menyentuh “rumah” menjadi penjaga berikutnya.
  1. Egrang

Sejarah dan Asal: Egrang berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung. Permainan ini populer di berbagai daerah di Indonesia, terutama di Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.

Cara Bermain:

  • Siapkan dua batang bambu atau kayu panjang (sekitar 2-3 meter).
  • Pasang pijakan kaki sekitar 30-50 cm dari ujung bawah.
  • Pemain naik dengan memegang bagian atas egrang dan menempatkan kaki di pijakan.
  • Berjalanlah dengan menggerakkan egrang secara bergantian.
  • Perlombaan bisa diadakan untuk menentukan siapa yang tercepat atau paling lama bertahan di atas egrang.
  1. Lompat Tali

Sejarah dan Asal: Lompat tali adalah permainan yang ditemukan di berbagai budaya di dunia. Di Indonesia, permainan ini telah ada sejak zaman kolonial dan dikenal dengan berbagai nama lokal seperti “Yeye” di Sumatera.

Cara Bermain:

  • Siapkan tali yang cukup panjang (biasanya dari karet gelang yang dirangkai).
  • Dua orang memegang ujung-ujung tali dan memutar tali.
  • Pemain lain melompati tali yang diputar.
  • Tinggi tali dinaikkan secara bertahap.
  • Pemain yang menyentuh tali saat melompat dianggap gagal dan bergantian memegang tali.
  1. Bakiak

Sejarah dan Asal: Bakiak atau terompah panjang berasal dari daerah Sumatera Barat. Permainan ini mencerminkan nilai gotong royong dan kerjasama dalam masyarakat Indonesia.

Cara Bermain:

  • Siapkan sepasang bakiak panjang (biasanya untuk 3-5 orang).
  • Pemain berdiri di atas bakiak, masing-masing memegang tali di bagian depan bakiak.
  • Pemain harus berjalan bersama-sama dengan menggerakkan kaki secara serentak.
  • Perlombaan bisa diadakan untuk menentukan tim tercepat mencapai garis finish.
  1. Bebedilan

Sejarah dan Asal: Bebedilan adalah permainan tradisional dari Jawa Barat yang meniru peperangan. Nama “bebedilan” berasal dari kata “bedil” yang berarti senapan.

Cara Bermain:

  • Buat “senapan” dari batang padi atau bambu kecil.
  • Siapkan peluru dari kertas yang dibasahi atau biji-bijian kecil.
  • Pemain dibagi menjadi dua tim yang saling berhadapan.
  • Pemain “menembak” lawan dengan meniup senapan untuk melontarkan peluru.
  • Pemain yang terkena peluru dianggap “tewas” dan keluar dari permainan.
  • Tim yang berhasil mengeliminasi semua anggota tim lawan adalah pemenangnya

Indonesia kini sedang dihebohkan dengan situs permainan teknologi slot terbaru INIBET yang menjadi pilihan utama masyarakat dikarenakan terpercaya tetapi diharapkan bisa langsung ke halaman permainan INIBET yang asli jika ingin mendapatkan hasil maksimal.

Permainan tradisional tersebut tidak hanya meninggalkan kenangan bagi dewasa yang pernah memainkan permainan tersebut di masa lampau tanpa teknologi canggih, tetapi juga meninggalkan duka karena sudah tidak nampak lagi di kota besar anak-anak bermain dan bersosialisai layaknya makhluk sosial zaman dulu, kini nasib permainan tersebut hanya ada pada hak waris yang akan terus mengenalkan dan mempraktekannya kepada anak-anak di Indonesia atau akan dijadikan seni museum yang meninggalkan sejarah bahwa Indonesia pernah menjadi negara yang sangat kaya dan beragam dan itulah Indonesia yang dunia kenal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *